STRUKTUR ALJABAR
Sebuah sistem dimana terdapat sebuah himpunan dan satu
atau lebih dari satu operasi n-ary, yang didefinisikan pada himpunan tersebut,
dinamakan sistem aljabar. Selanjutnya, sebuah sistem aljabar akan dinyatakan
dengan (S,f1 ,f2 ,f3 ,...,fn)
dimana S sebuah himpunan tidak kosong dan f1 , f2 , ....,
fn operasi-operasi yang
didefinisikan pada S. Sebagai contoh, (Z,+) adalah sebuah sistem aljabar yang
dibentuk oleh himpunan bilangan bulat Z dan operasi penjumlahan biasa ; (Z,+,x)
adalah sebuah sistem aljabar yang dibentuk oleh himpunan bilangan bulat dan dua
buah operasi biner.
Sistem aljabar yang termasuk dalam pokok bahasan
Matematika Diskrit yang akan diberikan adalah sistem aljabar satu operasi biner
dan sistem aljabar dua operasi biner. Sebelum melihat jenis-jenis sistem
aljabar dan konsep-konsep yang berkaitan dengannya, kita akan tinjau lebih
dahulu operasi biner dan sifat-sifat operasi biner.
1. OPERASI BINER
Operasi biner pada himpunan tidak kosong S adalah
pemetaan dari S x S kepada S. Notasi yang
digunakan untuk menyatakan operasi biner adalah +, x, *, · , Å , Ä , dan sebagainya. Hasil dari sebuah
operasi, misalnya Ä , pada elemen a dan b akan ditulis
sebagai a Ä b.
Contoh 1.1.
Operasi berikut
adalah beberapa contoh operasi biner :
-. Operasi pembagian pada bilangan riil.
-.
Warna rambut anak yang ditentukan oleh warna rambut orang tuanya.
-. Operasi biner Å yang didefinisikan sebagai
a Å
b = a + b – 2ab. ð
2. SIFAT OPERASI BINER
Sifat-sifat yang
dimiliki oleh sebuah sistem aljabar nantinya ditentukan oleh sifat-sifat yang
dimiliki oleh setiap operasi di dalam sistem aljabar tersebut. Berikut akan
diuraikan sifat-sifat yang dapat dimiliki oleh sebuah operasi biner.
Misalkan * dan Å adalah
operasi biner. Operasi * dikatakan :
-. KOMUTATIF , jika a * b = b * a, untuk setiap
a, b.
-. ASOSIATIF, jika (a * b) * c = a * (b * c), untuk setiap a, b, c.
-. Mempunyai :
IDENTITAS, jika terdapat e
sedemikian hingga a * e = e * a = a, untuk setiap a.
IDENTITAS KIRI, jika terdapat e1 sedemikian
hingga e1 * a = a, untuk setiap a.
IDENTITAS KANAN, jika terdapat e2
sedemikian hingga a * e2 = a, untuk setiap
-.
Mempunyai sifat INVERS, jika untuk setiap
a terdapat a-1 sedemikian hingga a * a-1 = a-1 * a = e, dimana e adalah elemen identitas untuk operasi *.
a-1 disebut invers dari elemen a.
-.
DISTRIBUTIF terhadap operasi Å , jika untuk setiap a, b, c berlaku
a * (b Å c ) = ( a * b) Å (a * c)
dan (b Å c ) * a = ( b * a) Å (c * a).
Contoh 1.2.
Operasi
biner penjumlahan biasa adalah sebuah operasi yang bersifat komutatif, karena
untuk sembarang bilangan x dan y
berlaku x+y = y+x. Operasi penjumlahan
bersifat asosiatif, karena untuk sembarang x, y, z berlaku (x+y)+z = x+(y+z).
Identitas untuk operasi penjumlahan adalah 0 (nol). Invers penjumlahan untuk
sembarang bilangan p adalah –p, karena
p+(-p)=0.
ð
Contoh 1.3.
-. Operasi perkalian bersifat distributif terhadap
operasi penjumlahan, karena untuk setiap bilangan a, b dan c
berlaku a x (b+c) = (a x b) + (a x c) dan (b + c) x a = (b x a) + (c x a).
-. Operasi penjumlahan tidak bersifat distributif
terhadap operasi perkalian, karena terdapat
p, q dan r
dimana p + (q x r) ¹ (p + q) x (p + r). Sebagai contoh 2 + (3 x 4) ¹ (2
+ 3) x (2 + 4). ð
Himpunan S
dikatakan tertutup terhadap terhadap operasi biner * , jika untuk setiap a, b Î S berlaku a * b Î S
Contoh 1.4.
-. Himpunan
bilangan bulat Z tertutup terhadap operasi penjumlahan biasa,
karena untuk setiap x, y Î Z
berlaku x + y Î Z.
-. Himpunan bilangan bulat Z
tidak tertutup terhadap operasi pembagian biasa, karena terdapat 2, 3 Î Z dimana 2 : 3 Ï Z. ð
Soal Latihan 1.1.
1.
Tunjukkan
bahwa himpunan bilangan genap tertutup terhadap operasi penjumlahan.
2.
Tunjukkan
bahwa operasi penjumlahan bersifat asosiatif pada himpunan bilangan kelipatan
2.
3.
Misalkan A adalah himpunan bilangan asli. Operasi biner * didefinisikan pada himpunan tersebut.
Selidiki sifat asosiatif operasi biner yang didefinisikan sebagai berikut : [LIU]
a.
a * b = a + b + 3.
b.
a * b = a + b – 2ab.
c.
a * b = a + 2b.
d.
a
* b = max (a,b).
4.
Misalkan
(A,*) sebuah sistem
aljabar dengan * operasi biner dimana
untuk setiap a,b Î A berlaku a * b = a. Tunjukkan
bahwa *
bersifat asosiatif. [LIU]
|
a. Tentukan
b Å d, c Å d dan (a Å d) Å c.
b. Apakah operasi Å bersifat
komutatif ?.
c. Tentukan (bila ada) elemen identitas untuk
operasi Å.
3. SISTEM ALJABAR SATU OPERASI
Sistem
aljabar satu operasi (S,*) dibentuk
oleh sebuah himpunan dan sebuah operasi yang didefinisikan terhadapnya.
Berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki, sistem aljabar satu operasi dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis seperti yang akan diuraikan berikut ini.
3.1. SEMIGROUP
Sistem aljabar (S, *)
merupakan semigroup, jika
1.
Himpunan S tertutup di bawah
operasi *.
2.
Operasi * bersifat asosiatif.
Contoh 1.5.
(Z,+) merupakan sebuah semigroup ð
Jika
operasi biner pada semigroup (S,*) tersebut bersifat
komutatif, maka semigroup (S,*) disebut juga
semigroup abel.
Contoh 1.6.
(Z,+) merupakan sebuah semigroup
abel ð
3.2. MONOID
Sistem aljabar (S, *)
merupakan monoid, jika
1.
Himpunan S tertutup di bawah
operasi * .
2.
Operasi * bersifat asosiatif.
3.
Pada S terdapat elemen identitas
untuk operasi * .
Contoh 1.7.
(Z,+) merupakan sebuah monoid
dengan elemen identitas penjumlahan . ð
Jika operasi biner pada monoid
(S,*) tersebut bersifat
komutatif, maka monoid (S,*) disebut juga monoid
abel.
Contoh 1.8.
Sistem aljabar (Z,+) merupakan
sebuah monoid abel ð
3.3. GROUP
Sistem aljabar (S, *)
merupakan monoid, jika
1.
Himpunan S tertutup di bawah
operasi * .
2.
Operasi * bersifat asosiatif.
3.
Pada S terdapat elemen
identitas untuk operasi * .
4.
Setiap anggota S memiliki invers untuk operasi * dan invers tersebut merupakan anggota S juga.
Contoh 1.9.
(Z,+) merupakan sebuah group ð
Jika
operasi biner pada group (S,*) tersebut bersifat
komutatif, maka group (S,*) disebut juga group
abel.
Contoh 1.10.
Sistem aljabar (Z,+) merupakan
sebuah group abel ð
Soal Latihan 1.2.
1.
Tunjukkan bahwa himpunan
bilangan kelipatan dua membentuk group di bawah operasi penjumlahan.
2.
Misalkan (A,*) sebuah semigroup dan a sebuah anggota A. Pada himpunan A tersebut
didefinisikan operasi biner dimana x y = x * a * y. Tunjukkan bahwa operasi tersebut bersifat asosiatif. [LIU]
3.
Misalkan (A,*) sebuah semigroup komutatif. Tunjukkan bahwa jika a * a = a
dan b * b = b, maka (a * b) * (a * b) = a * b. [LIU]
Misalkan (G,*) sebuah
group dan H Í G. Jika (H,*)
membentuk group, maka (H,*) merupakan subgroup dari
group (G,*).
Contoh 1.11.
(Z,+) merupakan sebuah group. Misalkan A2 ={ x | x = 3n, n Î Z }. Jelas bahwa A2 Í Z. Karena (A2,+) membentuk group, maka
(A2,+) merupakan subgroup dari group (Z,+). ð
Contoh 1.12.
Diketahui Z4 = {0, 1, 2, 3} dan operasi
biner Å
didefinisikan sebagai
.
(Z4 , Å)
adalah sebuah group.
Misalkan B = {0, 2}. Jelas bahwa B Í Z4 . (B , Å)
merupakan subgroup dari group (Z4 , Å).
Sedangkan C = {0, 1, 2}, yang
juga merupakan himpunan bagian dari Z4 , bukan merupakan subgroup dari group Z4
. ð
3.5. SUBGROUP SIKLIK
Misalkan
(G,*)
sebuah group dengan elemen identitas e Î G. Jika a Î
G, maka subgroup siklik yang dibangun oleh
a adalah himpunan
gp(a)
= { ... , a-2 , a-1
, a0 , a1 , a2 , ... }
=
{ an | n Î Z }.
Dimana a0 = e. Dalam hal
ini berlaku pula hukum eksponen, am * an = am+n
untuk m,nÎZ.
Sebagai contoh, a4 * a2 = a6
, a1 * a1 = a2 .
Untuk n Ï Z+ , an dapat dicari
dengan mengingat bahwa a0 = e dan hukum eksponen a0 = a1
* a-1. Berdasarkan kedua hal tersebut, maka a-1 adalah invers dari
a untuk operasi * dan
a-2 , a-3 dan seterusnya dapat dicari.
Order dari subgroup
siklik gp(a) = { an | n Î Z } adalah integer positif m terkecil
sedemikian hingga am = e.
Contoh 1.13.
Perhatikan group (Z4, Å) dari contoh 1.12. di atas. Elemen identitas pada
group tersebut adalah 0. Subgroup siklik yang dibangun oleh 2 Î Z4 adalah gp(2) = { 2n | n Î Z } = {0, 2}. Order dari gp(2) tersebut adalah 2. ð
Jika
terdapat x Î G sedemikian hingga gp(x) = G, maka group G disebut group siklik
dan elemen x
tersebut dinamakan generator dari G.
Contoh 1.14.
Perhatikan
group (Z4,Å) dari contoh 1.12. Subgroup siklik yang dibangun
oleh 1 Î Z4 adalah gp(1) = { 1n
| n Î Z } = {0, 1, 2, 3}. Oleh karena gp(1) = Z4,
maka (Z4,Å) merupakan group siklik dan 1 merupakan
generator. ð
3.6. SUBGROUP NORMAL
Misalkan
(G,*) sebuah
group dan (H,*) merupakan
subgroup dari group (G,*). Koset kiri dari H adalah himpunan
a*H = { a
* h |
" h
Î H } dan koset kanan dari H
adalah H*a = { h * a |
" h
Î H }, untuk setiap a Î G.
Contoh
1.15.
(Z4
, Å)
adalah group dan B = {0 , 2} adalah subgroup dari (Z4 , Å).
Koset kiri dari B adalah
a Å B
untuk setiap a Î Z4 : 0 Å B = {0 , 2} , 1 Å B = {1 , 3} , 2 Å B = {0 , 2} , dan 3 Å B = {1 , 3}. Jadi, koset kiri dari
B adalah {0,2} dan {1,3}. Koset kanan dari
B adalah B Å a untuk setiap a Î Z4 : B Å 0 = {0 , 2}, B Å 1 = {1 , 3} , B Å 2 = {0 , 2} , dan B Å 3 = {1 , 3}. Jadi, koset kanan dari
B adalah {0,2} dan {1,3} ð
Suatu subgroup (H,*) dari group (G,*) merupakan subgroup normal jika
untuk setiap a Î G berlaku a*H = H*a
(koset kiri H = koset kanan H, untuk setiap anggota G).
Contoh 1.16.
B
= {0 , 2} yang merupakan subgroup dari (Z4 , Å) adalah subgroup normal dari (Z4
, Å), karena untuk setiap a Î Z4 , a Å B = B Å a. ð
Himpunan koset dari
subgroup normal H pada group (G, *) membentuk group kuosien di bawah operasi
perkalian koset.
Contoh 1.17.
Koset dari B = {0 , 2}
yang merupakan subgroup dari (Z4,Å) adalah {0 , 2} dan {1 , 3}. Himpunan {{0 , 2}, {1 , 3}} membentuk group kuosien di bawah operasi
perkalian koset.
|
Ä
|
{0 ,
2}
|
{1 ,
3}
|
|
{0 ,
2}
|
{0 ,
2}
|
{1 ,
3}
|
|
{1 ,
3}
|
{1 ,
3}
|
{0 ,
2}
|
ð
Soal Latihan 1.3.
1. Tentukan subgroup siklik yang
dibangun oleh 3 dari group (Z,+).
2. Operasi biner Ä dari group (V, Ä) didefinisikan dalam bentuk tabel berikut.
|
Ä
|
e
|
a
|
b
|
c
|
|
e
|
e
|
a
|
b
|
c
|
|
a
|
a
|
b
|
c
|
e
|
|
b
|
b
|
c
|
e
|
a
|
|
c
|
c
|
e
|
a
|
b
|
a.
Tentukan subgroup siklik yang dibangun oleh setiap
anggota V dan tentukan ordernya.
b.
Apakah V merupakan group siklik ? Jelaskan !
3. Himpunan bilangan kelipatan 3
merupakan himpunan bagian dari himpunan bilangan bulat Z. Diketahui bahwa (Z,+)
adalah sebuah group abel. Selidiki apakah himpunan bilangan kelipatan 3 merupakan
subgroup normal dari group (Z,+). Jika ya,
tentukan koset kiri dari himpunan tersebut.
STUKTUR ALJABAR
1. OPERASI BINER
Operasi biner pada himpunan
tidak kosong S adalah pemetaan dari S x S kepada S. Notasi yang digunakan untuk
menyatakan operasi biner adalah +, x, *, · , Å , Ä , dan sebagainya. Hasil
dari sebuah operasi, misalnya Ä , pada
elemen a dan b akan ditulis sebagai a Ä b.
2. SEMIGROUP
Sistem aljabar (S, *)
merupakan semigroup, jika
1. Himpunan S tertutup di bawah operasi *.
2. Operasi * bersifat
asosiatif.
ð
3. GROUP
Sistem aljabar (S, *)
merupakan monoid, jika
1.Himpunan S tertutup di bawah operasi * .
2.Operasi * bersifat
asosiatif.
3. Pada S terdapat elemen identitas untuk operasi * .
4. Setiap anggota S memiliki
invers untuk operasi * dan
invers tersebut merupakan anggota S
juga.
3.4.
SUBGROUP
Misalkan (G,*) sebuah
group dan H Í G. Jika (H,*)
membentuk group, maka (H,*) merupakan subgroup dari
group (G,*).
ALGEBRA structure
1. Binary operations
Binary operation on non-empty set S is a mapping from S x S to S. Notation used to represent binary operation is +, x, *, •, Å, Ä, and so on. The results of an operation, for example Ä, the elements a and b would be written as a Ä b
2. Semigroup
Algebraic system (S, *) is a semigroup, if
1. The set S is closed under the operation *.
2. * operation is associative.
1. Binary operations
Binary operation on non-empty set S is a mapping from S x S to S. Notation used to represent binary operation is +, x, *, •, Å, Ä, and so on. The results of an operation, for example Ä, the elements a and b would be written as a Ä b
2. Semigroup
Algebraic system (S, *) is a semigroup, if
1. The set S is closed under the operation *.
2. * operation is associative.
3. GROUP
Algebraic system (S, *) is a monoid, if
1.Himpunan S is closed under the operation *.
2.Operasi is associative.
3. In S there are elements of identity for the operation *.
4. Each member of S has an inverse and inverse operations * is a member of S also.
Algebraic system (S, *) is a monoid, if
1.Himpunan S is closed under the operation *.
2.Operasi is associative.
3. In S there are elements of identity for the operation *.
4. Each member of S has an inverse and inverse operations * is a member of S also.
4. Subgroups
Let (G, *) a group and H Í G. If (H, *) form a group, then (H, *) is a subgroup of the group (G, *).
Let (G, *) a group and H Í G. If (H, *) form a group, then (H, *) is a subgroup of the group (G, *).
No comments:
Post a Comment